Saterdag 11 Mei 2013

PENEMU SINAR-X


                                                       WILHELM CONRAD R0NTGEN  
   Di akhir tahun 1895, (http://um.ac.id) Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, (http://ksupointer.com) Jerman, 1845-1923), seorang  profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguh-sungguh  melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu kertas  hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar.
Lalu ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda,  ia mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja  mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut tetap  berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar. Roentgen  berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam tabung sinar  katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut sinar-X yang  maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.
Tahun 1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar-X dan meneliti sifat-sifatnya.  Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan penelitiannya. Berikut ini adalah  sifat-sifat sinar-X:
1. Sinar-X dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
2. Intensitas cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan  kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi. Meskipun pelat  dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
3. Sinar-X dapat menembus
buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh  timbal setebal 1,5 mm.
4. Pelat fotografi sensitif terhadap sinar-X. (http://yan.komputasi.web.id)
5. Ketika tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto tulang  tersebut pada pelat fotografi.Skema peralatan ditampilkan pada Gambar 2. Foto tulang  tangan yang diambil pada saat itu ditampilkan pada Gambar 3.
6. Lintasan sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang  tidak terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda  dengan sinar katoda).

Laporan pertama Roentgen mengenai sinar-X dimuat pada halaman 132-141 laporan  Asosiasi Fisika Medik Wuerzburg tahun 1895. Di awal tahun 1896 reprint laporan Roentgen  dikirimkan kepada ilmuwan-ilmuwan terkenal. Karena tidak dibelokkan oleh medan magnet,  maka orang tahu bahwa sinar-X berbeda dengan sinar katoda. Pada saat itu belum  ditemukan fenomena interferensi dan difraksi. Karena itu muncullah persaingan antara teori  partikel dengan teori gelombang untuk menjelaskan esensi/substansi sinar-X. Teori partikel  dikemukakan antara lain oleh W.H. Bragg, teori gelombang dikemukakan antara lain oleh  Stokes dan C.G. Barkla. Sejak saat itu teori gelombang didukung oleh lebih banyak orang.  Pada tahun 1912, fenomena difraksi sinar-X oleh kristal ditemukan oleh Max von Laue dan  kemudian dapat dipastikan bahwa sinar-X adalah gelombang elektromagnetik. Tahun 1922  Compton menemukan efek Compton berdasarkan penelitian hamburan Compton.  Berdasarkan penelitian sinar-X ia dapat memastikan bahwa gelombang elektromagnetik  memiliki sifat dualisme gelombang dan materi

Sumber: http://zabrieko.blogspot.com/

0 komentar:

Plaas 'n opmerking